Pemberantasan Politik Uang Terbentur Kultur
Jepara, isknews.com
(Lintas Jepara) - Politik uang (money politic) masih sering mewarnai
dalam setiap gawe pemilu atau pilkada. Berbagai upaya untuk
meminimalisir praktek politik uang ini terus dilakukan oleh
penyelenggara. Hanya saja pemberantasan praktik politik uang masih
terbentur kultur masyarakat. Hal ini disampaikan oleh Ketua Bawaslu
Jateng M. Fajar SAKA saat sosialisasi Pilgub Jateng yang digelar oleh
Panwaskab Jepara, Selasa (7/11/2017).
Menurut Fajar, penyelenggara pemilu berupaya terus
melakukan pencegahan melalui kegiatan edukasi kepada masyarakat.
Pihaknya menyadari regulasi memang belum sempurna. "Praktik politik uang
bersumber dari minimnya kesadaran masyarakat dan tidak sempurnanya
regulasi yang ada," ujarnya.
Fajar menambahkan, pemberantasan praktik politik uang
terbentur kultur masyarakat. Selain itu, kesadaran masyarakat untuk
melapor dan menjadi saksi kasus ini masih sangat rendah. Masyarakat,
katanya, kalau melihat ada transaksi politik uang enggan melapor karena
'ewuh' dan enggan dijadikan saksi. "Banyak masyarakat yang merasa enggan
lapor karena merasa pakewuh," imbuhnya.
Meski demikian, lanjut Fajar, pihaknya akan menindak tegas
bagi pelaku politik uang. Penindakan bisa lewat jalur laporan atau
temuan. Jika memang ada indikasi politik uang akan ditindaklanjuti. Jika
unsur terpenuhi akan dibawa ke sentra gakkumdu. "Cara yang ditempuh
dengan melakukan pencegahan dan penindakan. Edukasi dan sosialisasi ini
salah satu cara untuk memberikan pemahaman kepada stake hokders,"
imbuhnya.
0 Komentar Untuk "Pemberantasan Politik Uang Terbentur Kultur"
Post a Comment